Sorotan mata itu telah kumiliki sejak enam bulan yang lalu. Sorotan dingin serta guratan wajah yang dialiri beban hidup. Aku sudah kasep dengan kedinginan itu. Sorotan yang melumpuhkan angan-anganku tentang kehangatan pemiliknya yang acapku temui bersama cincangan ubi.
Seperti pagi yang sudah-sudah, dalam kebisuan yang meregang kehampaan ikatan naluri dua insan yang tak berhijab. Sebelum berangkat ke sekolah terlebih dahulu aku jajakan bungkusan cincang buatan ibu dari rumah makan kerumah makan. Tapi kali ini aku tidak perlu tergesa-gesa mengayuh federal tuaku, karena pasca Ujian Nasional telah seminggu.
Bungkusan berisi potongan ubi yang …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar