Senin, 21 Juni 2010

Bukan Pilihan

Langit masih menghitam siang itu, tapi Riyo tetap berjalan menapaki jalan yang masih basah karena hujan semalam. Sesekali ia menoleh ke belakang, berharap ada seseorang yang memanggilnya.
Malam itu ada pertengkaran yang begitu hebat hingga menciptakan suatu anak sungai yang mengalir deras di sudut mata si lesung pipit. Tangisnya tak bersuara tapi sangat memilukan. Hatinya berdarah dan terasa begitu perih.
“Put, andainya kamu tau kalau hatiku jauh lebih sakit. Ah…..” gumam Riyo dalam hati. Sesekali dia memandangi gadis manis di hadapannya, sesekali juga dia melemparkan pandangannya jauh dari wajah itu. Ada penyesalan …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar