PILIH GADIS MATEMATIS ATAU GADIS LOGIS?
Ada dua orang gadis, salah satu dari mereka cara
berpikirnya MATEMATIS (M) dan yang lainnya cara
berpikirnya mengandalkan LOGIKA ( L) . Mereka berdua
berjalan pulang melewati jalan yang gelap, dan
jarak rumah mereka masih agak jauh. Setelah beberapa
lama mereka berjalan....
M : Apakah kamu juga memperhatikan, ada seorang pria
yang sedang berjalan mengikuti kita kira2 sejak
tigapuluh delapan setengah menit yang lalu? Saya
khawatir dia bermaksud jelek.
L : Itu hal yang Logis. Dia ingin memperkosa kita.
M : Oh tidak, dengan kecepatan berjalan kita seperti
ini, dalam waktu 15 menit dia akan berhasil menangkap
kita. Apa yang harus kita lakukan.
L : Hanya ada 1 cara logis yg harus kita lakukan,
yaitu berjalan lebih cepat.
M : Itu tidak banyak membantu, gimana nich.....
L : Tentu saja itu tidak membantu, Logikanya kalau
kita berjalan lebih cepat dia juga akan mempercepat
jalannya.
M : Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dengan
kecepatan kita seperti ini dia akan berhasil menangkap
kita dalam waktu dua setengah menit...
L : Hanya ada satu langkah Logis yang harus kita
lakukan.. Kamu lewat jalan yang ke kiri dan aku lewat
jalan yang kekanan. sehingga dia tidak bisa mengikuti
kita berdua dan hanya salah satu yang diikuti
olehnya.
Setelah kedua gadis itu berpisah, ternyata Pria tadi
mengikuti langkah si gadis yang menggunakan logika
(L ). Gadis matematis ( M) tiba di rumah lebih dulu dan
dia khawatir akan keselamatan sahabatnya. Tapi, tidak
berapa lama kemudian, Ga dis Logika (L ) datang.
M : Oh terima kasih Tuhan.. Kamu tiba dengan selamat.
Eh, gimana pengalamanmu diikuti oleh Pria tadi?
L : Setelah kita berpisah dia mengikuti aku terus.
M : Ya.. ya.. Tetapi apa yang terjadi kemudian dengan
kamu?
L : Sesuai dengan logika saya langsung lari sekuat
tenaga dan Pria itupun juga lari sekuat tenaga
mengejar saya.
M : Dan... dan..
L : Sesuai dengan logika dia berhasil mendekati saya
di tempat yang gelap...
M : Lalu.. Apa yang kamu lakukan?
L : Hanya ada satu hal logis yang dapat saya lakukan,
yaitu saya mengangkat rok saya..
M : Oh... Lalu apa yang dilakukan pria tadi?
L : Sesuai dengan logika... Dia menurunkan
celananya...
M : Oh tidak... Lalu apa yang terjadi kemudian?
L : Hal yang logis bukan, kalau gadis yang mengangkat
roknya larinya lebih cepat dari pada lelaki yang
berlari sambil memelorotkan celananya... So akhirnya
aku bisa lolos dari pria itu...
Kamis, 24 Juni 2010
Putri Raja Bingung Memilih
Suatu waktu di suatu masa
tersebutlah kisah seorang dara
Dara elok berparas rembulan
disayang dimanja oleh Sang Raja
Dara cantik sudah remaja
tibalah waktu mencari pendamping
Para pangeran berebut meminang
sang putri gundah gulana
Oh, cinta, putri mengeluh
bagaimana daku harus memilih?
tersebutlah kisah seorang dara
Dara elok berparas rembulan
disayang dimanja oleh Sang Raja
Dara cantik sudah remaja
tibalah waktu mencari pendamping
Para pangeran berebut meminang
sang putri gundah gulana
Oh, cinta, putri mengeluh
bagaimana daku harus memilih?
*PERTEMANAN SEJATI*
engkau selalu ada dikala aku membutuhkanmu
engkau selalu setia ,saat aku dalam kebingungan
kebingungan akan sesuatu yang hilang dalam hatiku
dikala senja telah menyapa ,dikala ruang telah gunda
kau selalu melengkapi!
melengkapi serpihan hati yang sudah sirnah di hempas angin
sahabatku...!!!!!!!!!!
terima kasih atas kesetianmu
terima kasih atas semu ilmu yang kamu berikan
ilmu yang tidak mungkin aku dapatkan ditempat manapun
sahabatku …!!!!!!!!!!!!
kau memberikan semangat yang baru dalam hidupku
engkau memberiku arti, arti dari sebuah ikatan persahabatan
bukan ikatan teman yang kosong belakang
sahabatku
aku berharap padamu,
jangan pernah tinggalkan aku
sendiri menjalani hidup dalam dunia yang panah ini
aku tdk ingin luka yang sudah lama menutup
kembali menganga lagi .
temanku,
sahabat sejatiku!!!!!
engkau selalu setia ,saat aku dalam kebingungan
kebingungan akan sesuatu yang hilang dalam hatiku
dikala senja telah menyapa ,dikala ruang telah gunda
kau selalu melengkapi!
melengkapi serpihan hati yang sudah sirnah di hempas angin
sahabatku...!!!!!!!!!!
terima kasih atas kesetianmu
terima kasih atas semu ilmu yang kamu berikan
ilmu yang tidak mungkin aku dapatkan ditempat manapun
sahabatku …!!!!!!!!!!!!
kau memberikan semangat yang baru dalam hidupku
engkau memberiku arti, arti dari sebuah ikatan persahabatan
bukan ikatan teman yang kosong belakang
sahabatku
aku berharap padamu,
jangan pernah tinggalkan aku
sendiri menjalani hidup dalam dunia yang panah ini
aku tdk ingin luka yang sudah lama menutup
kembali menganga lagi .
temanku,
sahabat sejatiku!!!!!
crita ttng rindu
Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat
Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi
Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat
Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat
Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi
Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat
Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali
Senin, 21 Juni 2010
Menelusuri Jejak Danau Purba Borobudur
Seniman sekaligus arsitek Belanda bernama W.O.J Nieuwenkamp menulis di dalam bukunya yang berjudul Fiet Borobudur Meer (Danau Borobudur) pada tahun 1931, konon dahulunya Candi Borobudur dibangun di atas sebuah danau purba, sehingga seolah-olah bentuk Borobudur seperti ceplok bunga teratai yang mengapung di atas kolam sebagai perwujudan tempat kelahiran Sang Budha. .
Jeng-Jeng Singapura: Menyeberang Melalui Laut
Akhirnya saya menjejakkan kaki untuk pertama kalinya ke luar negeri. Memang ndeso banget saya ini. Lumayan lah, jadi paspor saya sekarang udah ada capnya. :D Buat orang katrok bin ndeso macam saya, Singapura itu negeri yang hebat. Yang saya kagumi dari negeri yang luasnya hampir sama kayak DKI Jakarta ini adalah keteraturan, kerapian, tertataan, dan sistem transportasi yang keren.
teringat masa kcil
Teringat Masa Kecil
Saya di antara ayah dan ibu
Saya di antara ayah dan ibu
Masa kecil. Ya, terkadang kita suka senyum-senyum sendiri kalo teringat masa kecil. Melihat bentuk fisik tubuh kita, hingga mendengar cerita-cerita unik dan lucu dari ibu.
Tak sengaja saya menemukan foto ini di tumpukan album. Sebuah foto yang diambil pada era tahun 1980-an. Sayangnya saya tidak dapat menemukan metadata™ pada foto ini. :)
A picture says thousands words. Sepertinya benar pepatah itu. Sebuah kenangan langsung merangsek masuk ketika melihat foto-foto masa kecil saya itu.
Saya pun teringat beberapa cerita yang pernah diceritakan oleh ibu saya. Tentu tentang kenakalan dan ulah saya yang kerap kali merepotkan. :-"
“Kamu itu dulu kecilnya nakal sekali”, begitu ibu saya mengawali cerita suatu saat. “Kamu itu suka nggrathil, tangannya ndak pernah diam. Ke mana-mana pasti merusakkan atau memecahkan sesuatu”. :">
Pernah suatu ketika, saya bermain di rumah tetangga. Saat itu ada pajangan yang terbuat dari bahan pecah belah, bila dibuka tutupnya maka akan mengeluarkan bunyi dan bercahaya. Karena rasa ingin tahu, saya pun “mengutak-atik” barang itu hingga akhirnya barang itu rusak dan pecah.
Kontan saja ibu langsung menjewer saya hingga saya menangis. Ibu saya pun berjanji akan mengganti barang yang saya pecahkan tersebut kepada tetangga saya itu. Dengan susah payah ayah dan ibu saya berputar-putar keliling kota, mendatangi toko ke toko, hanya untuk mencari barang yang sama. Untung saja ketemu. Dapet di toko toserba Purwosari yang kini sudah ndak ada itu. Harganya waktu itu 15 ribu rupiah, sebuah harga yang cukup mahal saat itu. :-"
Itu baru salah satu kenakalan. Ada pula cerita lainnya. Ada tetangga, saya menyebutnya Bude Mbolon, mungkin dari nama marga beliau, Simbolon. Bude Mbolon punya toko kelontong, letaknya persis berada di belakang rumah. Saya suka sekali main ke rumah Bude Mbolon. Selain karena sering dapet jajanan gratisan, saya suka sekali menunggangi anjing peliharaan beliau. Entah khayalan saya saat itu mungkin berlagak seperti koboi. b-)
Ibu sering mencak-mencak kalo tau saya memeluk dan mengelus-elus anjing besar itu. Walau si anjing sepertinya santai-santai saja, tapi ibu saya kelabakan kalo tau saya melakukan itu. Bukan karena takut saya digigit oleh anjing itu, tapi air liur anjing itu kan najis bagi umat Islam. Dan ibu selalu marah-marah karena untuk membersihkan najis karena anjing sangat susah. Musti pake air dan pasir! :-"
Selain itu, saya sering sekali sakit. Apalagi kalo pas lebaran. Seringkali kami merayakan lebaran di rumah sakit. Entah itu typhus, demam berdarah, muntaber, diare, atau apa lah, yang menyebabkan saya harus dirawat di rumah sakit. Rumah Sakit Al Irsyad di Jalan K.H. Mas Mansyur, Surabaya, menjadi tempat favorit kami merayakan lebaran. :))
Menginjak besar, saya makin menjadi kenakalannya. Berhubung temen-temen sepermainan saya rata-rata umurnya lebih tua dari saya, saya pun sering dijadikan bulan-bulanan. Sering kali saya ditakut-takuti oleh temen-temen saya itu, dan mereka sering sekali tertawa terbahak-bahak kalo melihat saya menangis ketakutan akibat takut oleh “hantu-hantuan” yang mereka bikin. Ulah temen-temen saya tersebut akhirnya membuat saya menjadi “pemberani” karena saya tak mau dijadikan bulan-bulanan. :D
Dari teman-teman sepermainan saya itulah, saya mendapatkan ilmu yang seharusnya ndak saya dapatkan. Mencuri singkong, ketela, jagung, atau kacang tanah, kemudian dibakar lalu disantap beramai-ramai adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Apalagi karena lingkungan perumahan saya dulu masih banyak tanah kosong yang ditanami berbagai tanaman produktif.
Selain singkong dan kacang tanah, mencuri tebu pada saat menjelang panen adalah kegiatan yang mengasyikkan. Bermain petak umpet dan berkejar-kejaran dengan sèbe menjadikan acara menikmati tebu menjadi lebih menegangkan. Apabila tertangkap, maka tak ada ampun lagi. :-SS
Sayang sekali ladang-ladang tebu itu kini telah berubah menjadi perumahan. Sawah-sawah yang dulu sering menjadi tempat bermain saya pun bernasib serupa. Padahal saya dulu paling suka mencari ikan wadér atau sepat di dalam sawah itu. Pernah suatu ketika saya menemukan kura-kura air tawar di sawah itu! Selain sawah, kali atau sungai adalah tempat bermain favorit saya!
Kalo malam tiba, suasana depan gang pasti ramai. Selepas sholat beramai-ramai di masjid, biasanya kami semua langsung ngumpul untuk berdiskusi main apa malam itu. Berbagai permainan tradisional pun biasa kami mainkan. Mulai dari petak umpet, bercok, gobak sodhor, sedingklik oglak-aglik, gundu, ngerjain orang yang lewat menggunakan kroong, hingga bermain jalangkung! >:)
Apalagi kalo pas bulan purnama tiba. Kami bisa bermain lebih lama. Ditambah saling berbagi cerita-cerita serem di akhir permainan sebelum pulang. Atau kalo tidak, cerita seram bisa diganti dengan bermain tebak-tebakan.
Ah, saya jadi teringat lagu ini:
Ayo kanca, dolanan ning njaba..
Padhang mbulan, padange koyo rina..
Rembulane e..
Wis ngawe-awe
Ngelingake aja pada turu sore..
Yang paling menyebalkan adalah, ketika bermain petak umpet, ada peserta yang bukannya ngumpet, tapi malah pulang ke rumah! :)) La kita orang yang nyari setengah mati, eh yang dicari dengan santainya nongol tanpa rasa bersalah, “eh, sori ya, aku tadi makan dulu..”. :banghead Kampret!!!
Tapi ada aja ide kreatif anak-anak untuk mencari tempat persembunyian. Ada yang sembunyi dengan memanjat pohon, bersembunyi di selokan, hingga pulang ke rumah itu tadi. :))
Pas SD, saya dan beberapa teman yang kebetulan arah pulangnya sama, sering nongkrong dulu di pohon talok (kersen) di belakang pabrik Batik Keris, Solo. Kini pohon itu sudah tidak ada. :( Biasanya kita berburu buah bulat kecil berwarna merah dan manis itu sebelum pulang ke rumah. Herannya, meskipun tiap hari dipetik, kok itu pohon berbuah terus, ya?
Bahkan saking banyaknya, hasil berburu dan meramu itu kami kantongi di saku untuk dibawa pulang. Kalo ada buah yang tergencet, cairannya akan membasahi saku baju, yang berujung pada ibu saya yang marah-marah karena baju jadi kotor. :))
Ketika teknologi mulai masuk, saya pun sempet ikut merasakan. Mulai dari ding-dong alias video game yang menggunakan koin seratusan perak gede untuk memainkannya, era Atari, Nintendo, Sega, dan Super Nintendo.
Kalo dulu saya sering bermain ding-dong di kawasan Super Ekonomi, Purwosari, Solo, yang kini sudah tinggal puing akibat kerusuhan Mei 98 itu. Saya paling suka genre adventure. Entah kenapa genre tarung-tarungan, pesawat, dan strategi macam tetris, saya kurang begitu suka.
Pas ada yang punya Nintendo pertama kali, kami sering bermain ke tempat dia. Bermain Nintendo yang kala itu masih ngetren-ngetrennya Mario Bross dengan cara bergantian. :)) La yang punya Nintendo saat itu kan hanya orang-orang tertentu. Pokoke kalo hari Sabtu-Minggu, bermain ke tempat teman yang punya Nintendo adalah wajib!
Kalo bulan Ramadhan tiba, selain rame-rame pergi ke masjid untuk tarawihan atau subuhan, tentu kita orang sudah punya misi terselubung. Yap. Bermain petasan!! >:)
Paling suka itu kalo pas abis subuh, terus jalan-jalan ke kawasan perumahan baru yang biasanya sepi, mencari “kue tart hangat” hasil perut kerbau atau sapi, tancapkan beberapa mercon Leo di atasnya hingga mirip kue ultah, sulut pake ujung obat nyamuk yang menyala…
Ssstt…. Kabuuurr!!! DOUR!! Crot! Pletak-pletok!!
Mission accomplished! B-) *tersenyum puas melihat sisa-sisa peledakan* \:d/
Ah, masa kecil.. Memang menjadi suatu kenangan yang bisa membuat kita berinstropeksi. Menjadi suatu pelajaran yang berharga.
Kalo inget sekarang, rasanya kok hidup makin berat. Makin banyak hal yang datang dan harus dihadapi. Berbagai masalah, tantangan, hambatan selalu datang menghampiri. Rasanya enak sekali kalo kita hidup jadi anak kecil terus, tetapi tentu saja itu tak mungkin!
Masa lalu hanyalah masa lalu. Kita tak bisa hidup di masa lalu. Waktu tak pernah berjalan mundur, sehingga apa pun yang terjadi kita harus selalu menatap ke depan dengan optimis.
Masa lalu ibarat kaca spion. Kita harus sering-sering menengoknya, menjadi referensi ketika kita hendak melaju ke depan atau berbelok. Tetapi tentu kita tidak bisa terus menerus melihat ke kaca spion, bukan?
Makasih banget buat temen-temen yang sudah rela membuang-buang pulsanya hanya untuk ngucapin met ultah. Makasih juga atas segala doa dan harapannya. Saya sendiri kaget dan tak menyangka bisa dapet sebegitu banyak sms, hingga saya stress sendiri karena inbox saya langsung full terus. :-W
Lain kali ndak usah repot-repot begitu, ya? Wong saya saja nyantai, kok malah sampeyan-sampeyan yang mbingungi.. :D
Mohon maaf, ndak ada makan-makan. Lagi prihatin. :p Selain itu, komen yang mengandung kata makan-makandan ungkapan penagihan sejenis, akan dianggap SPAM oleh sistem.. :p
Saya di antara ayah dan ibu
Saya di antara ayah dan ibu
Masa kecil. Ya, terkadang kita suka senyum-senyum sendiri kalo teringat masa kecil. Melihat bentuk fisik tubuh kita, hingga mendengar cerita-cerita unik dan lucu dari ibu.
Tak sengaja saya menemukan foto ini di tumpukan album. Sebuah foto yang diambil pada era tahun 1980-an. Sayangnya saya tidak dapat menemukan metadata™ pada foto ini. :)
A picture says thousands words. Sepertinya benar pepatah itu. Sebuah kenangan langsung merangsek masuk ketika melihat foto-foto masa kecil saya itu.
Saya pun teringat beberapa cerita yang pernah diceritakan oleh ibu saya. Tentu tentang kenakalan dan ulah saya yang kerap kali merepotkan. :-"
“Kamu itu dulu kecilnya nakal sekali”, begitu ibu saya mengawali cerita suatu saat. “Kamu itu suka nggrathil, tangannya ndak pernah diam. Ke mana-mana pasti merusakkan atau memecahkan sesuatu”. :">
Pernah suatu ketika, saya bermain di rumah tetangga. Saat itu ada pajangan yang terbuat dari bahan pecah belah, bila dibuka tutupnya maka akan mengeluarkan bunyi dan bercahaya. Karena rasa ingin tahu, saya pun “mengutak-atik” barang itu hingga akhirnya barang itu rusak dan pecah.
Kontan saja ibu langsung menjewer saya hingga saya menangis. Ibu saya pun berjanji akan mengganti barang yang saya pecahkan tersebut kepada tetangga saya itu. Dengan susah payah ayah dan ibu saya berputar-putar keliling kota, mendatangi toko ke toko, hanya untuk mencari barang yang sama. Untung saja ketemu. Dapet di toko toserba Purwosari yang kini sudah ndak ada itu. Harganya waktu itu 15 ribu rupiah, sebuah harga yang cukup mahal saat itu. :-"
Itu baru salah satu kenakalan. Ada pula cerita lainnya. Ada tetangga, saya menyebutnya Bude Mbolon, mungkin dari nama marga beliau, Simbolon. Bude Mbolon punya toko kelontong, letaknya persis berada di belakang rumah. Saya suka sekali main ke rumah Bude Mbolon. Selain karena sering dapet jajanan gratisan, saya suka sekali menunggangi anjing peliharaan beliau. Entah khayalan saya saat itu mungkin berlagak seperti koboi. b-)
Ibu sering mencak-mencak kalo tau saya memeluk dan mengelus-elus anjing besar itu. Walau si anjing sepertinya santai-santai saja, tapi ibu saya kelabakan kalo tau saya melakukan itu. Bukan karena takut saya digigit oleh anjing itu, tapi air liur anjing itu kan najis bagi umat Islam. Dan ibu selalu marah-marah karena untuk membersihkan najis karena anjing sangat susah. Musti pake air dan pasir! :-"
Selain itu, saya sering sekali sakit. Apalagi kalo pas lebaran. Seringkali kami merayakan lebaran di rumah sakit. Entah itu typhus, demam berdarah, muntaber, diare, atau apa lah, yang menyebabkan saya harus dirawat di rumah sakit. Rumah Sakit Al Irsyad di Jalan K.H. Mas Mansyur, Surabaya, menjadi tempat favorit kami merayakan lebaran. :))
Menginjak besar, saya makin menjadi kenakalannya. Berhubung temen-temen sepermainan saya rata-rata umurnya lebih tua dari saya, saya pun sering dijadikan bulan-bulanan. Sering kali saya ditakut-takuti oleh temen-temen saya itu, dan mereka sering sekali tertawa terbahak-bahak kalo melihat saya menangis ketakutan akibat takut oleh “hantu-hantuan” yang mereka bikin. Ulah temen-temen saya tersebut akhirnya membuat saya menjadi “pemberani” karena saya tak mau dijadikan bulan-bulanan. :D
Dari teman-teman sepermainan saya itulah, saya mendapatkan ilmu yang seharusnya ndak saya dapatkan. Mencuri singkong, ketela, jagung, atau kacang tanah, kemudian dibakar lalu disantap beramai-ramai adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Apalagi karena lingkungan perumahan saya dulu masih banyak tanah kosong yang ditanami berbagai tanaman produktif.
Selain singkong dan kacang tanah, mencuri tebu pada saat menjelang panen adalah kegiatan yang mengasyikkan. Bermain petak umpet dan berkejar-kejaran dengan sèbe menjadikan acara menikmati tebu menjadi lebih menegangkan. Apabila tertangkap, maka tak ada ampun lagi. :-SS
Sayang sekali ladang-ladang tebu itu kini telah berubah menjadi perumahan. Sawah-sawah yang dulu sering menjadi tempat bermain saya pun bernasib serupa. Padahal saya dulu paling suka mencari ikan wadér atau sepat di dalam sawah itu. Pernah suatu ketika saya menemukan kura-kura air tawar di sawah itu! Selain sawah, kali atau sungai adalah tempat bermain favorit saya!
Kalo malam tiba, suasana depan gang pasti ramai. Selepas sholat beramai-ramai di masjid, biasanya kami semua langsung ngumpul untuk berdiskusi main apa malam itu. Berbagai permainan tradisional pun biasa kami mainkan. Mulai dari petak umpet, bercok, gobak sodhor, sedingklik oglak-aglik, gundu, ngerjain orang yang lewat menggunakan kroong, hingga bermain jalangkung! >:)
Apalagi kalo pas bulan purnama tiba. Kami bisa bermain lebih lama. Ditambah saling berbagi cerita-cerita serem di akhir permainan sebelum pulang. Atau kalo tidak, cerita seram bisa diganti dengan bermain tebak-tebakan.
Ah, saya jadi teringat lagu ini:
Ayo kanca, dolanan ning njaba..
Padhang mbulan, padange koyo rina..
Rembulane e..
Wis ngawe-awe
Ngelingake aja pada turu sore..
Yang paling menyebalkan adalah, ketika bermain petak umpet, ada peserta yang bukannya ngumpet, tapi malah pulang ke rumah! :)) La kita orang yang nyari setengah mati, eh yang dicari dengan santainya nongol tanpa rasa bersalah, “eh, sori ya, aku tadi makan dulu..”. :banghead Kampret!!!
Tapi ada aja ide kreatif anak-anak untuk mencari tempat persembunyian. Ada yang sembunyi dengan memanjat pohon, bersembunyi di selokan, hingga pulang ke rumah itu tadi. :))
Pas SD, saya dan beberapa teman yang kebetulan arah pulangnya sama, sering nongkrong dulu di pohon talok (kersen) di belakang pabrik Batik Keris, Solo. Kini pohon itu sudah tidak ada. :( Biasanya kita berburu buah bulat kecil berwarna merah dan manis itu sebelum pulang ke rumah. Herannya, meskipun tiap hari dipetik, kok itu pohon berbuah terus, ya?
Bahkan saking banyaknya, hasil berburu dan meramu itu kami kantongi di saku untuk dibawa pulang. Kalo ada buah yang tergencet, cairannya akan membasahi saku baju, yang berujung pada ibu saya yang marah-marah karena baju jadi kotor. :))
Ketika teknologi mulai masuk, saya pun sempet ikut merasakan. Mulai dari ding-dong alias video game yang menggunakan koin seratusan perak gede untuk memainkannya, era Atari, Nintendo, Sega, dan Super Nintendo.
Kalo dulu saya sering bermain ding-dong di kawasan Super Ekonomi, Purwosari, Solo, yang kini sudah tinggal puing akibat kerusuhan Mei 98 itu. Saya paling suka genre adventure. Entah kenapa genre tarung-tarungan, pesawat, dan strategi macam tetris, saya kurang begitu suka.
Pas ada yang punya Nintendo pertama kali, kami sering bermain ke tempat dia. Bermain Nintendo yang kala itu masih ngetren-ngetrennya Mario Bross dengan cara bergantian. :)) La yang punya Nintendo saat itu kan hanya orang-orang tertentu. Pokoke kalo hari Sabtu-Minggu, bermain ke tempat teman yang punya Nintendo adalah wajib!
Kalo bulan Ramadhan tiba, selain rame-rame pergi ke masjid untuk tarawihan atau subuhan, tentu kita orang sudah punya misi terselubung. Yap. Bermain petasan!! >:)
Paling suka itu kalo pas abis subuh, terus jalan-jalan ke kawasan perumahan baru yang biasanya sepi, mencari “kue tart hangat” hasil perut kerbau atau sapi, tancapkan beberapa mercon Leo di atasnya hingga mirip kue ultah, sulut pake ujung obat nyamuk yang menyala…
Ssstt…. Kabuuurr!!! DOUR!! Crot! Pletak-pletok!!
Mission accomplished! B-) *tersenyum puas melihat sisa-sisa peledakan* \:d/
Ah, masa kecil.. Memang menjadi suatu kenangan yang bisa membuat kita berinstropeksi. Menjadi suatu pelajaran yang berharga.
Kalo inget sekarang, rasanya kok hidup makin berat. Makin banyak hal yang datang dan harus dihadapi. Berbagai masalah, tantangan, hambatan selalu datang menghampiri. Rasanya enak sekali kalo kita hidup jadi anak kecil terus, tetapi tentu saja itu tak mungkin!
Masa lalu hanyalah masa lalu. Kita tak bisa hidup di masa lalu. Waktu tak pernah berjalan mundur, sehingga apa pun yang terjadi kita harus selalu menatap ke depan dengan optimis.
Masa lalu ibarat kaca spion. Kita harus sering-sering menengoknya, menjadi referensi ketika kita hendak melaju ke depan atau berbelok. Tetapi tentu kita tidak bisa terus menerus melihat ke kaca spion, bukan?
Makasih banget buat temen-temen yang sudah rela membuang-buang pulsanya hanya untuk ngucapin met ultah. Makasih juga atas segala doa dan harapannya. Saya sendiri kaget dan tak menyangka bisa dapet sebegitu banyak sms, hingga saya stress sendiri karena inbox saya langsung full terus. :-W
Lain kali ndak usah repot-repot begitu, ya? Wong saya saja nyantai, kok malah sampeyan-sampeyan yang mbingungi.. :D
Mohon maaf, ndak ada makan-makan. Lagi prihatin. :p Selain itu, komen yang mengandung kata makan-makandan ungkapan penagihan sejenis, akan dianggap SPAM oleh sistem.. :p
Senyuman di Senja Terakhir
Senja itu indah. Kalimat itulah yang terus terpatri dalam benakku. Aku sangat menyukai senja. Karena senja itu indah…
Di sinilah aku sekarang. Menatap dalam diam ke arah jendela yang seolah dihiasi oleh pemandangan senja. Tak mengerti apakah harus senang atau sedih menatap senja. Senang karena aku masih bisa melihat senja, yang berarti Tuhan masih mengizinkan aku untuk bernafas. Sedih bila akhirnya ini adalah senja terakhir yang harus kupandangi.
Aku terus berharap masih ada senja-senja yang terus menantiku di hari esok. Rutinitas inilah yang kerap kulakukan bila senja datang menggantikan sore. Ada rasa …
Di sinilah aku sekarang. Menatap dalam diam ke arah jendela yang seolah dihiasi oleh pemandangan senja. Tak mengerti apakah harus senang atau sedih menatap senja. Senang karena aku masih bisa melihat senja, yang berarti Tuhan masih mengizinkan aku untuk bernafas. Sedih bila akhirnya ini adalah senja terakhir yang harus kupandangi.
Aku terus berharap masih ada senja-senja yang terus menantiku di hari esok. Rutinitas inilah yang kerap kulakukan bila senja datang menggantikan sore. Ada rasa …
Bukan Pilihan
Langit masih menghitam siang itu, tapi Riyo tetap berjalan menapaki jalan yang masih basah karena hujan semalam. Sesekali ia menoleh ke belakang, berharap ada seseorang yang memanggilnya.
Malam itu ada pertengkaran yang begitu hebat hingga menciptakan suatu anak sungai yang mengalir deras di sudut mata si lesung pipit. Tangisnya tak bersuara tapi sangat memilukan. Hatinya berdarah dan terasa begitu perih.
“Put, andainya kamu tau kalau hatiku jauh lebih sakit. Ah…..” gumam Riyo dalam hati. Sesekali dia memandangi gadis manis di hadapannya, sesekali juga dia melemparkan pandangannya jauh dari wajah itu. Ada penyesalan …
Malam itu ada pertengkaran yang begitu hebat hingga menciptakan suatu anak sungai yang mengalir deras di sudut mata si lesung pipit. Tangisnya tak bersuara tapi sangat memilukan. Hatinya berdarah dan terasa begitu perih.
“Put, andainya kamu tau kalau hatiku jauh lebih sakit. Ah…..” gumam Riyo dalam hati. Sesekali dia memandangi gadis manis di hadapannya, sesekali juga dia melemparkan pandangannya jauh dari wajah itu. Ada penyesalan …
Aku yang Salah
Dia memang orang yang tertutup, bahkan sangat tertutup, tetapi aku bisa sedikit masuk lewat pintu hatinya yang sedikit renggang. Walau susah akhirnya dia mau menceritakan masalahnya kepadaku, dan meminta aku merahasiakan hal itu.
“Kamu malu ya?” tanyaku waktu itu.
“Tidak. Aku tidak malu, aku cuma tidak mau dikasihani orang lain dan diberi perhatian khusus, aku ingin biasa saja.” Jawabnya dengan wajah tak bergeming. “Aku masih bisa hidup walau bagaimanapun caranya.”
“Iya, tenang aja aku pasti menyimpan rahasia ini.” Aku mencoba untuk mengerti dia.
“Kamu malu ya?” tanyaku waktu itu.
“Tidak. Aku tidak malu, aku cuma tidak mau dikasihani orang lain dan diberi perhatian khusus, aku ingin biasa saja.” Jawabnya dengan wajah tak bergeming. “Aku masih bisa hidup walau bagaimanapun caranya.”
“Iya, tenang aja aku pasti menyimpan rahasia ini.” Aku mencoba untuk mengerti dia.
First Love Never Die (Kisah Guruku)
Embun pagi masih merayapi batang daun yang hijau, matahari bersembunyi di balik awan. Namun aku sudah berdiri menatap langit yang masih putih. Hari ini terasa aneh bagiku, biasanya saat ini aku masih terlelap di atas kasur. Tapi karena mata tak bisa terpejam, memaksaku untuk mencari udara segar, menghilangkan rasa gelisah yang selalu menderaku.
Aku gelisah karena rindu. Rindu akan rumah, rindu pada keluarga di kampung, terutama rindu padanya. Aku kuliah di kota dan meninggalkan mereka di sana. Ingin sekali aku berjumpa dengannya. Dia yang telah mengisi relung hatiku selama tujuh tahun.
Di …
Aku gelisah karena rindu. Rindu akan rumah, rindu pada keluarga di kampung, terutama rindu padanya. Aku kuliah di kota dan meninggalkan mereka di sana. Ingin sekali aku berjumpa dengannya. Dia yang telah mengisi relung hatiku selama tujuh tahun.
Di …
Ibu, Ke Mana Saja Engkau Selama Ini!
Sorotan mata itu telah kumiliki sejak enam bulan yang lalu. Sorotan dingin serta guratan wajah yang dialiri beban hidup. Aku sudah kasep dengan kedinginan itu. Sorotan yang melumpuhkan angan-anganku tentang kehangatan pemiliknya yang acapku temui bersama cincangan ubi.
Seperti pagi yang sudah-sudah, dalam kebisuan yang meregang kehampaan ikatan naluri dua insan yang tak berhijab. Sebelum berangkat ke sekolah terlebih dahulu aku jajakan bungkusan cincang buatan ibu dari rumah makan kerumah makan. Tapi kali ini aku tidak perlu tergesa-gesa mengayuh federal tuaku, karena pasca Ujian Nasional telah seminggu.
Bungkusan berisi potongan ubi yang …
Seperti pagi yang sudah-sudah, dalam kebisuan yang meregang kehampaan ikatan naluri dua insan yang tak berhijab. Sebelum berangkat ke sekolah terlebih dahulu aku jajakan bungkusan cincang buatan ibu dari rumah makan kerumah makan. Tapi kali ini aku tidak perlu tergesa-gesa mengayuh federal tuaku, karena pasca Ujian Nasional telah seminggu.
Bungkusan berisi potongan ubi yang …
bukan pilihan
Kapan melamarku, Zul?” jemari Silvy bermain di atas lengan kananku. Ia duduk satu kursi bersamaku. Dua matanya tajam menatapku.
Cahaya meredup, matahari siap kembali ke peraduan. Awan membusung merah di barat, angin berhembus menggoyang daun pepohonan depan kost. Aku diam, menatap seorang ibu menyapu halaman rumahnya, terkadang ibu itu melirik anaknya yang bermain kelereng bersama teman-temannya, wajahku berpaling dari Silvy.
“Jawab, Zul!” Silvy menggoyang lenganku.
Sejenak kupejamkan kedua mataku, mengingat saat Silvy kuantarkan men-daftar di salah satu perguruan tinggi, mengenang dua bulan lalu aku mendampinginya wisuda, berpose dengan keluarganya, juga kami berpose bersama, …
Cahaya meredup, matahari siap kembali ke peraduan. Awan membusung merah di barat, angin berhembus menggoyang daun pepohonan depan kost. Aku diam, menatap seorang ibu menyapu halaman rumahnya, terkadang ibu itu melirik anaknya yang bermain kelereng bersama teman-temannya, wajahku berpaling dari Silvy.
“Jawab, Zul!” Silvy menggoyang lenganku.
Sejenak kupejamkan kedua mataku, mengingat saat Silvy kuantarkan men-daftar di salah satu perguruan tinggi, mengenang dua bulan lalu aku mendampinginya wisuda, berpose dengan keluarganya, juga kami berpose bersama, …
kebahagiaan dan ketenangan jiwa
Alangkah bahagianya jika kita memiliki jiwa yang penuh dengan ketenangan. Sebaliknya, amat gelisah sekali buat seseorang yang jiwanya mengalami kebingungan serta kegoncangan.
Dalam kehidupan ini pasti kita bertemu dengan dua jenis manusia, iaitu manusia yang jiwanya tenang dan manusia yang jiwanya sering merasa gelisah.
Remaja tentu pernah mengalami saat diri terasa bingung dengan masalah menyebabkan jiwa menjadi gelisah dan tidak menentu.
Ketika itu, terasa tiada tempat untuk mengadu, hampir putus asa dalam keadaan terkapai-kapai bersendirian. Saat itu, kita amat memerlukan sesuatu yang dapat membersihkan jiwa dan fikiran.
Jika penyakit kencing manis akibat gula berlebihan, kolesterol tinggi kerana banyak lemak, stress kerana tekanan, maka jiwa yang tidak tenteram pun ada sebabnya.
Sebab utamanya adalah dosa. Dosa adalah racun yang meracuni hati dan perasaan. Berbanding dengan racun biasa yang memudaratkan anggota badan.
Maka kita mesti menjauhi segala kejahatan yang ditimbulkan anggota badan. Tujuh anggota badan yang paling berpengaruh dalam melakukan dosa adalah mata, telinga, lidah, perut, kemaluan, tangan dan kaki sehingga ada ulama yang mengatakan Allah menciptakan tujuh neraka itu sebagai tempat menyeksa anggota yang melakukan dosa.
Mata perlu digunakan bagi tujuan melihat perkara yang baik dan indah.
Bukannya perkara haram dan lucah. Telinga adalah untuk mendengar yang baik-baik, bukannya mendengar sesuatu yang mengandungi nilai maksiat dan haram seperti mendengar umpatan dan fitnah. Perut pula mesti diisi dengan yang halal.
Yang buat kita tidak tenang juga adalah disebabkan oleh hati yang kotor. Bukan saja dengan dosa tetapi juga akhlak tercela.
Rasulullah bersabda maksudnya: “Sesungguhnya malaikat tidak masuk rumah yang ada anjing.” Dimaksudkan dengan malaikat adalah ketenangan yang dibawa, yang dimaksudkan dengan rumah adalah hati, yang dimaksudkan dengan anjing adalah sifat dan akhlak tercela.
Maknanya kalau kita ada akhlak dan sifat tercela, hati yang bertindak sebagai rumah sudah menjadi kotor dan ketenangan tidak akan menjenguk.
Malaikat rahmat tidak akan berada di tempat tinggalnya dan menetap syaitan sebab perangai buruk ditaja syaitan.
Sifat tercela yang membuat kita risau dan sasau ialah hasad dengki iaitu tidak senang lihat orang senang, takbur, ego serta sombong dan inilah stress pertama dialami syaitan ketika kejadian Adam a.s kerana bimbang Adam menandinginya.
Begitu juga ujub dan riak. Mereka berasa dialah yang sempurna sedangkan orang lain rendah. Selain itu mereka mengharapkan pujian dan sanjungan. Apa lagi jika seseorang itu bersifat bakhil dan kedekut pasti tidak akan pernah tenang hatinya kerana sentiasa terikat dengan harta, cinta harta.
Dalam kehidupan ini pasti kita bertemu dengan dua jenis manusia, iaitu manusia yang jiwanya tenang dan manusia yang jiwanya sering merasa gelisah.
Remaja tentu pernah mengalami saat diri terasa bingung dengan masalah menyebabkan jiwa menjadi gelisah dan tidak menentu.
Ketika itu, terasa tiada tempat untuk mengadu, hampir putus asa dalam keadaan terkapai-kapai bersendirian. Saat itu, kita amat memerlukan sesuatu yang dapat membersihkan jiwa dan fikiran.
Jika penyakit kencing manis akibat gula berlebihan, kolesterol tinggi kerana banyak lemak, stress kerana tekanan, maka jiwa yang tidak tenteram pun ada sebabnya.
Sebab utamanya adalah dosa. Dosa adalah racun yang meracuni hati dan perasaan. Berbanding dengan racun biasa yang memudaratkan anggota badan.
Maka kita mesti menjauhi segala kejahatan yang ditimbulkan anggota badan. Tujuh anggota badan yang paling berpengaruh dalam melakukan dosa adalah mata, telinga, lidah, perut, kemaluan, tangan dan kaki sehingga ada ulama yang mengatakan Allah menciptakan tujuh neraka itu sebagai tempat menyeksa anggota yang melakukan dosa.
Mata perlu digunakan bagi tujuan melihat perkara yang baik dan indah.
Bukannya perkara haram dan lucah. Telinga adalah untuk mendengar yang baik-baik, bukannya mendengar sesuatu yang mengandungi nilai maksiat dan haram seperti mendengar umpatan dan fitnah. Perut pula mesti diisi dengan yang halal.
Yang buat kita tidak tenang juga adalah disebabkan oleh hati yang kotor. Bukan saja dengan dosa tetapi juga akhlak tercela.
Rasulullah bersabda maksudnya: “Sesungguhnya malaikat tidak masuk rumah yang ada anjing.” Dimaksudkan dengan malaikat adalah ketenangan yang dibawa, yang dimaksudkan dengan rumah adalah hati, yang dimaksudkan dengan anjing adalah sifat dan akhlak tercela.
Maknanya kalau kita ada akhlak dan sifat tercela, hati yang bertindak sebagai rumah sudah menjadi kotor dan ketenangan tidak akan menjenguk.
Malaikat rahmat tidak akan berada di tempat tinggalnya dan menetap syaitan sebab perangai buruk ditaja syaitan.
Sifat tercela yang membuat kita risau dan sasau ialah hasad dengki iaitu tidak senang lihat orang senang, takbur, ego serta sombong dan inilah stress pertama dialami syaitan ketika kejadian Adam a.s kerana bimbang Adam menandinginya.
Begitu juga ujub dan riak. Mereka berasa dialah yang sempurna sedangkan orang lain rendah. Selain itu mereka mengharapkan pujian dan sanjungan. Apa lagi jika seseorang itu bersifat bakhil dan kedekut pasti tidak akan pernah tenang hatinya kerana sentiasa terikat dengan harta, cinta harta.
kebahagiaan dan ketenangan jiwa
Alangkah bahagianya jika kita memiliki jiwa yang penuh dengan ketenangan. Sebaliknya, amat gelisah sekali buat seseorang yang jiwanya mengalami kebingungan serta kegoncangan.
Dalam kehidupan ini pasti kita bertemu dengan dua jenis manusia, iaitu manusia yang jiwanya tenang dan manusia yang jiwanya sering merasa gelisah.
Remaja tentu pernah mengalami saat diri terasa bingung dengan masalah menyebabkan jiwa menjadi gelisah dan tidak menentu.
Ketika itu, terasa tiada tempat untuk mengadu, hampir putus asa dalam keadaan terkapai-kapai bersendirian. Saat itu, kita amat memerlukan sesuatu yang dapat membersihkan jiwa dan fikiran.
Jika penyakit kencing manis akibat gula berlebihan, kolesterol tinggi kerana banyak lemak, stress kerana tekanan, maka jiwa yang tidak tenteram pun ada sebabnya.
Sebab utamanya adalah dosa. Dosa adalah racun yang meracuni hati dan perasaan. Berbanding dengan racun biasa yang memudaratkan anggota badan.
Maka kita mesti menjauhi segala kejahatan yang ditimbulkan anggota badan. Tujuh anggota badan yang paling berpengaruh dalam melakukan dosa adalah mata, telinga, lidah, perut, kemaluan, tangan dan kaki sehingga ada ulama yang mengatakan Allah menciptakan tujuh neraka itu sebagai tempat menyeksa anggota yang melakukan dosa.
Mata perlu digunakan bagi tujuan melihat perkara yang baik dan indah.
Bukannya perkara haram dan lucah. Telinga adalah untuk mendengar yang baik-baik, bukannya mendengar sesuatu yang mengandungi nilai maksiat dan haram seperti mendengar umpatan dan fitnah. Perut pula mesti diisi dengan yang halal.
Yang buat kita tidak tenang juga adalah disebabkan oleh hati yang kotor. Bukan saja dengan dosa tetapi juga akhlak tercela.
Rasulullah bersabda maksudnya: “Sesungguhnya malaikat tidak masuk rumah yang ada anjing.” Dimaksudkan dengan malaikat adalah ketenangan yang dibawa, yang dimaksudkan dengan rumah adalah hati, yang dimaksudkan dengan anjing adalah sifat dan akhlak tercela.
Maknanya kalau kita ada akhlak dan sifat tercela, hati yang bertindak sebagai rumah sudah menjadi kotor dan ketenangan tidak akan menjenguk.
Malaikat rahmat tidak akan berada di tempat tinggalnya dan menetap syaitan sebab perangai buruk ditaja syaitan.
Sifat tercela yang membuat kita risau dan sasau ialah hasad dengki iaitu tidak senang lihat orang senang, takbur, ego serta sombong dan inilah stress pertama dialami syaitan ketika kejadian Adam a.s kerana bimbang Adam menandinginya.
Begitu juga ujub dan riak. Mereka berasa dialah yang sempurna sedangkan orang lain rendah. Selain itu mereka mengharapkan pujian dan sanjungan. Apa lagi jika seseorang itu bersifat bakhil dan kedekut pasti tidak akan pernah tenang hatinya kerana sentiasa terikat dengan harta, cinta harta.
Dalam kehidupan ini pasti kita bertemu dengan dua jenis manusia, iaitu manusia yang jiwanya tenang dan manusia yang jiwanya sering merasa gelisah.
Remaja tentu pernah mengalami saat diri terasa bingung dengan masalah menyebabkan jiwa menjadi gelisah dan tidak menentu.
Ketika itu, terasa tiada tempat untuk mengadu, hampir putus asa dalam keadaan terkapai-kapai bersendirian. Saat itu, kita amat memerlukan sesuatu yang dapat membersihkan jiwa dan fikiran.
Jika penyakit kencing manis akibat gula berlebihan, kolesterol tinggi kerana banyak lemak, stress kerana tekanan, maka jiwa yang tidak tenteram pun ada sebabnya.
Sebab utamanya adalah dosa. Dosa adalah racun yang meracuni hati dan perasaan. Berbanding dengan racun biasa yang memudaratkan anggota badan.
Maka kita mesti menjauhi segala kejahatan yang ditimbulkan anggota badan. Tujuh anggota badan yang paling berpengaruh dalam melakukan dosa adalah mata, telinga, lidah, perut, kemaluan, tangan dan kaki sehingga ada ulama yang mengatakan Allah menciptakan tujuh neraka itu sebagai tempat menyeksa anggota yang melakukan dosa.
Mata perlu digunakan bagi tujuan melihat perkara yang baik dan indah.
Bukannya perkara haram dan lucah. Telinga adalah untuk mendengar yang baik-baik, bukannya mendengar sesuatu yang mengandungi nilai maksiat dan haram seperti mendengar umpatan dan fitnah. Perut pula mesti diisi dengan yang halal.
Yang buat kita tidak tenang juga adalah disebabkan oleh hati yang kotor. Bukan saja dengan dosa tetapi juga akhlak tercela.
Rasulullah bersabda maksudnya: “Sesungguhnya malaikat tidak masuk rumah yang ada anjing.” Dimaksudkan dengan malaikat adalah ketenangan yang dibawa, yang dimaksudkan dengan rumah adalah hati, yang dimaksudkan dengan anjing adalah sifat dan akhlak tercela.
Maknanya kalau kita ada akhlak dan sifat tercela, hati yang bertindak sebagai rumah sudah menjadi kotor dan ketenangan tidak akan menjenguk.
Malaikat rahmat tidak akan berada di tempat tinggalnya dan menetap syaitan sebab perangai buruk ditaja syaitan.
Sifat tercela yang membuat kita risau dan sasau ialah hasad dengki iaitu tidak senang lihat orang senang, takbur, ego serta sombong dan inilah stress pertama dialami syaitan ketika kejadian Adam a.s kerana bimbang Adam menandinginya.
Begitu juga ujub dan riak. Mereka berasa dialah yang sempurna sedangkan orang lain rendah. Selain itu mereka mengharapkan pujian dan sanjungan. Apa lagi jika seseorang itu bersifat bakhil dan kedekut pasti tidak akan pernah tenang hatinya kerana sentiasa terikat dengan harta, cinta harta.
Kisah Sebuah Persahabatan
Apa yang akan anda lakukan jika di suatu pagi yang cerah anda menelpon seseorang yang mengaku sebagai sahabat anda untuk sebuah itikad baik, tapi sambutan yang anda terima justru semprotan kemarahan tanpa sebab yang sarat dengan kata-kata kasar tanpa memberi kesempatan pada anda bertanya,” Hei, What’s going on?”. Apa lagi untuk menuntut penjelasan darinya, karena kemarahannya yang meluap-luap dan tidak terkendali. Satu hal yang sangat aneh dibalik sikap manis yang ditunjukkannya selama kami berinteraksi. Sebagai catatan yang perlu diingat, sesungguhnya hubungan kami selama ini berjalan sangat harmonis.
Beberapa tahun yang lalu aku mengalaminya. Sebagai orang normal tentu saja aku kaget, sedih, marah, terhina berbagai perasaan campur aduk. Dengan perasaan yang masih tidak menentu, Alhamdulillah aku yang sebenarnya berusia jauh lebih muda dari Mbak Mamik (sebut saja namanya Mbak Mamik) masih ingat nasehat almarhumah ibuku,”kalau pikiranmu sedang tidak menentu, baik itu sedih, marah atau perasaan tidak enak lainnya, cobalah berwudhu dan shalat sunat dua raka’at.
Apabila tidak memungkinkan untuk melakukannya, tarik nafas dalam-dalam, beri ruang sejenak untuk tetap tenang. Jangan panik bila ada masalah yang kadang datangnya tidak kita duga, hati-hatilah dalam bertutur kata dan jangan membuat sebuah keputusan disaat kamu belum benar-benar tenang”.
Setelah semua semprotan selesai, kujawab,”Ok, sekarang tolong dengarkan aku, walaupun aku tidak mendapat penjelasan penyebab dari kemarahan Mbak, sebelumnya aku minta maaf jika telpon dariku mengganggu aktifitas Mbak. Aku cuma mau mengucapkan selamat jalan, semoga sampai di tempat tujuan dengan selamat sehubungan dengan kepindahan Mbak ke kota lain. Maaf bila kami sekeluarga tidak bisa ikut mengantar karena suamiku tidak mungkin meninggalkan perkerjaannya.
Bagaimanapun kemarahan Mbak padaku yang tanpa sebab sudah terjadi, It had been done. Hal yang sudah terjadi tidak bisa dihapus lagi dan akan menjadi sebuah memori. Suatu hari nanti Mbak akan menyesali kejadian ini karena Mbak tidak mampu mengendalikan emosi Mbak”.
“Ada satu hal yang ingin kusampaikan, bagiku seseorang yang mengaku sebagai sahabat, dia tidak akan pernah berusaha secara sadar menyakiti hati sahabatnya. Sahabat adalah seseorang yang selalu ada di saat suka dan duka. Sahabat itu seseorang yang menerima kita apa adanya baik dan buruk sifat sahabatnya (satu paket), satu sama lain saling mengoreksi untuk menjadi pribadi yang lebih baik tentunya dengan tetap menghargai privacy masing-masing”.
Kututup telpon dengan tangan gemetar, masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Tak terasa mukaku sudah bersimbah airmata. Sejak aku kecil hingga kini sudah mempunyai seorang momongan bayi mungil, baru kali ini ada orang yang berkata sangat kasar padaku, hal yang tidak akanmudah kulupakan seumur hidupku.
Hari itu aku habiskan sisa waktuku bermain dengan balitaku yang lucu, Alhamdulillah disaat sedih begini aku dianugerahi seorang gadis kecil yang sangat lucu, tidak berhenti bergerak dan terus berceloteh sepanjang dia terjaga. Apa saja bisa menjadi bahan cerita menarik yang dicampur dengan khayalan-khayalan khas anak-anak. Hingga saat tidur siangnya tiba, dia terlelap, wajahnya bak malaikat. Ya, dia malaikat kecilku yang telah menghibur hati bundanya yang sedang bergemuruh tidak menentu. Dalam suasana sepi begini, kembali terngiang semprotan tadi pagi. Aku berusaha keras mengetahui root cause dari peristiwa ini dengan instropeksi diri. Walaupun aku sudah menyusun list yang sangat panjang mengenai hal-hal yang pernah kami lakukan/bicarakan bersama yang mungkin secara tidak sengaja telah menyakiti hatinya. Tapi tidak kutemukan celah yang menjadi alasan kuat baginya untuk berkata kasar padaku. Lagi pula bila pun ada kesalahpahaman diantara kami, biasanya kami akan berbicara secara terbuka dan selalu diakhiri dengan saling memaafkan. “Tapi mengapa kali ini sangat aneh ya?”, bisikku lirih di dalam hati.
Seminggu setelah keberangkatan Mbak Mamik, akhirnya Allah memberikan sebuah petunjuk padaku melalui telpon seorang teman yang kebetulan tetangga Mbak Mamik. Maya namanya, tetangga Mbak Mamik bercerita padaku bahwa sebelum terdengar deringan telpon dariku, Maya mendengar ada keributan di rumah sebelah. Maya berusaha mencari tau, apa ada maling yang masuk? Karena saat itu memang lagi musim banyak rumah dimasuki maling, apalagi pagi-pagi begini. Tapi setelah dia mendengar dengan lebih seksama yang terdengar justru pertengkaran hebat antara suami-istri. Maya mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu rumah tetangganya.
Tidak begitu lama terdengar deringan telpon dan si empunya rumah mulai ngamuk lagi (tadinya Maya berpikir mungkin itu telpon dari suaminya, tapi kenapa namaku yang kerap disebut oleh Mbak Mamik). Dari situlah terkuak root cause kenapa Mbak Mamik ngamuk-ngamuk ketika aku telpon. Ternyata aku menelpon di waktu yang tidak tepat.
Pertanyaannya sekarang, dalam kondisi apapun bijaksanakah menjawab telpon dari seseorang yang berniat baik dengan semprotan kemarahan? Yang pada akhirnya dia sadari sendiri bahwa itu hanya bentuk pengalihan rasa marah dan kecewanya pada pasangannya?
Bagaimana dengan perasaan sahabat yang menelponnya, pernahkah terpikir olehnya bahwa dia sudah menyakiti dan melukai hubungan persahabatan mereka yang dulunya sangat indah? Mungkin dia lupa pepatah lama, gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga. Itulah yang terjadi pada akhirnya.
Setelah peristiwa yang “sangat mengesankan” itu, kami tidak pernah bertegur sapa lagi. Hal ini didukung juga oleh kondisi dimana kami sekarang berdomilisi di kota yang berbeda dengan jarak yang relatif jauh.
Sebenarnya aku bukan tipe pendendam. Tapi aku mau cooling down dulu agar suasana tidak bertambah runyam. Aku tidak munafik, terselip rasa sakit hati bila mengingat kejadian itu. Namun tidak pernah terbersit olehku niat untuk membalas tindakan bodohnya. Thanks to my husband for your advised and support. Akan kucoba untuk selalu mengingat nasehatmu bahwa bila kita mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari seseorang, akan lebih baik bagi kita mendoakan orang tersebut agar menyadari kekhilafan yang telah ia lakukan dan mohonlah pada Allah agar dibukakan hati orang tersebut supaya ia bisa menjadi orang yang lebih baik.
Seiring dengan berjalannya waktu pada akhirnya di suatu pagi telpon rumahku berdering, terdengar suara yang sangat akrab dengan telingaku mengucapkan salam. Suasana menjadi kaku karena aku sama sekali tidak menduga bahwa orang yang telah menyakiti hatiku masih berani menelponku. “Ada apalagi ya? Sumpah serapah lagikah?”. Perasaanku bergelut dengan berbagai macam pertanyaan. Ternyata dengan suara terbata-bata, ia mengucapkan permintaan maafnya terhadap perlakuannya yang teramat kasar padaku beberapa waktu yang silam. Aku terdiam sesaat. Kemudian kujawab bahwa sejak lama semuanya sudah kumaafkan. Aku tau jawabanku tidak mampu mencairkan suasana kaku diantara kami, setelah sedikit basa-basi percakapan singkat itupun selesai.
Alhamdulillah akhirnya dia sadar akan kesalahannya. Sampai sekarang aku tetap menjaga hubungan silaturahmi dengannya, walaupun terus terang aku mulai menjaga jarak, aku tidak mau disakiti lagi. Cukup satu kali saja. Tidak mudah melupakan seseorang yang sudah dekat dan kita percaya, tapi tega mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan perasaan. Butuh waktu yang lama untuk recovery perasaan yang terlanjur terluka.
Satu hal yang aku percaya bahwa selalu ada hikmah dibalik sebuah peristiwa, sekarang berpulang pada kita masing-masing bagaimana caranya menjadikan hikmah itu sebagai sebuah ilmu yang sangat berguna untuk menempa kita menjadi pribadi yang lebih bijaksana dalam mengarungi kehidupan yang notabene berisi jutaan bahkan milyaran manusia dengan berbagai macam karakter. Masih banyak kita temukan manusia yang berbudi luhur, tapi tidak sedikit juga yang memiliki sifat jahat dan kasar. Itulah kehidupan, penuh warna.
Semoga aku diberikan kekuatan dan kemampuan mengendalikan emosiku. Karena aku tidak diberikan kemampuan untuk mengendalikan emosi sahabatku. Semoga aku dijauhkan dari sikap yang tidak terpuji yang dapat menyakiti hati sahabat-sahabatku. Amiiin.
Beberapa tahun yang lalu aku mengalaminya. Sebagai orang normal tentu saja aku kaget, sedih, marah, terhina berbagai perasaan campur aduk. Dengan perasaan yang masih tidak menentu, Alhamdulillah aku yang sebenarnya berusia jauh lebih muda dari Mbak Mamik (sebut saja namanya Mbak Mamik) masih ingat nasehat almarhumah ibuku,”kalau pikiranmu sedang tidak menentu, baik itu sedih, marah atau perasaan tidak enak lainnya, cobalah berwudhu dan shalat sunat dua raka’at.
Apabila tidak memungkinkan untuk melakukannya, tarik nafas dalam-dalam, beri ruang sejenak untuk tetap tenang. Jangan panik bila ada masalah yang kadang datangnya tidak kita duga, hati-hatilah dalam bertutur kata dan jangan membuat sebuah keputusan disaat kamu belum benar-benar tenang”.
Setelah semua semprotan selesai, kujawab,”Ok, sekarang tolong dengarkan aku, walaupun aku tidak mendapat penjelasan penyebab dari kemarahan Mbak, sebelumnya aku minta maaf jika telpon dariku mengganggu aktifitas Mbak. Aku cuma mau mengucapkan selamat jalan, semoga sampai di tempat tujuan dengan selamat sehubungan dengan kepindahan Mbak ke kota lain. Maaf bila kami sekeluarga tidak bisa ikut mengantar karena suamiku tidak mungkin meninggalkan perkerjaannya.
Bagaimanapun kemarahan Mbak padaku yang tanpa sebab sudah terjadi, It had been done. Hal yang sudah terjadi tidak bisa dihapus lagi dan akan menjadi sebuah memori. Suatu hari nanti Mbak akan menyesali kejadian ini karena Mbak tidak mampu mengendalikan emosi Mbak”.
“Ada satu hal yang ingin kusampaikan, bagiku seseorang yang mengaku sebagai sahabat, dia tidak akan pernah berusaha secara sadar menyakiti hati sahabatnya. Sahabat adalah seseorang yang selalu ada di saat suka dan duka. Sahabat itu seseorang yang menerima kita apa adanya baik dan buruk sifat sahabatnya (satu paket), satu sama lain saling mengoreksi untuk menjadi pribadi yang lebih baik tentunya dengan tetap menghargai privacy masing-masing”.
Kututup telpon dengan tangan gemetar, masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Tak terasa mukaku sudah bersimbah airmata. Sejak aku kecil hingga kini sudah mempunyai seorang momongan bayi mungil, baru kali ini ada orang yang berkata sangat kasar padaku, hal yang tidak akanmudah kulupakan seumur hidupku.
Hari itu aku habiskan sisa waktuku bermain dengan balitaku yang lucu, Alhamdulillah disaat sedih begini aku dianugerahi seorang gadis kecil yang sangat lucu, tidak berhenti bergerak dan terus berceloteh sepanjang dia terjaga. Apa saja bisa menjadi bahan cerita menarik yang dicampur dengan khayalan-khayalan khas anak-anak. Hingga saat tidur siangnya tiba, dia terlelap, wajahnya bak malaikat. Ya, dia malaikat kecilku yang telah menghibur hati bundanya yang sedang bergemuruh tidak menentu. Dalam suasana sepi begini, kembali terngiang semprotan tadi pagi. Aku berusaha keras mengetahui root cause dari peristiwa ini dengan instropeksi diri. Walaupun aku sudah menyusun list yang sangat panjang mengenai hal-hal yang pernah kami lakukan/bicarakan bersama yang mungkin secara tidak sengaja telah menyakiti hatinya. Tapi tidak kutemukan celah yang menjadi alasan kuat baginya untuk berkata kasar padaku. Lagi pula bila pun ada kesalahpahaman diantara kami, biasanya kami akan berbicara secara terbuka dan selalu diakhiri dengan saling memaafkan. “Tapi mengapa kali ini sangat aneh ya?”, bisikku lirih di dalam hati.
Seminggu setelah keberangkatan Mbak Mamik, akhirnya Allah memberikan sebuah petunjuk padaku melalui telpon seorang teman yang kebetulan tetangga Mbak Mamik. Maya namanya, tetangga Mbak Mamik bercerita padaku bahwa sebelum terdengar deringan telpon dariku, Maya mendengar ada keributan di rumah sebelah. Maya berusaha mencari tau, apa ada maling yang masuk? Karena saat itu memang lagi musim banyak rumah dimasuki maling, apalagi pagi-pagi begini. Tapi setelah dia mendengar dengan lebih seksama yang terdengar justru pertengkaran hebat antara suami-istri. Maya mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu rumah tetangganya.
Tidak begitu lama terdengar deringan telpon dan si empunya rumah mulai ngamuk lagi (tadinya Maya berpikir mungkin itu telpon dari suaminya, tapi kenapa namaku yang kerap disebut oleh Mbak Mamik). Dari situlah terkuak root cause kenapa Mbak Mamik ngamuk-ngamuk ketika aku telpon. Ternyata aku menelpon di waktu yang tidak tepat.
Pertanyaannya sekarang, dalam kondisi apapun bijaksanakah menjawab telpon dari seseorang yang berniat baik dengan semprotan kemarahan? Yang pada akhirnya dia sadari sendiri bahwa itu hanya bentuk pengalihan rasa marah dan kecewanya pada pasangannya?
Bagaimana dengan perasaan sahabat yang menelponnya, pernahkah terpikir olehnya bahwa dia sudah menyakiti dan melukai hubungan persahabatan mereka yang dulunya sangat indah? Mungkin dia lupa pepatah lama, gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga. Itulah yang terjadi pada akhirnya.
Setelah peristiwa yang “sangat mengesankan” itu, kami tidak pernah bertegur sapa lagi. Hal ini didukung juga oleh kondisi dimana kami sekarang berdomilisi di kota yang berbeda dengan jarak yang relatif jauh.
Sebenarnya aku bukan tipe pendendam. Tapi aku mau cooling down dulu agar suasana tidak bertambah runyam. Aku tidak munafik, terselip rasa sakit hati bila mengingat kejadian itu. Namun tidak pernah terbersit olehku niat untuk membalas tindakan bodohnya. Thanks to my husband for your advised and support. Akan kucoba untuk selalu mengingat nasehatmu bahwa bila kita mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari seseorang, akan lebih baik bagi kita mendoakan orang tersebut agar menyadari kekhilafan yang telah ia lakukan dan mohonlah pada Allah agar dibukakan hati orang tersebut supaya ia bisa menjadi orang yang lebih baik.
Seiring dengan berjalannya waktu pada akhirnya di suatu pagi telpon rumahku berdering, terdengar suara yang sangat akrab dengan telingaku mengucapkan salam. Suasana menjadi kaku karena aku sama sekali tidak menduga bahwa orang yang telah menyakiti hatiku masih berani menelponku. “Ada apalagi ya? Sumpah serapah lagikah?”. Perasaanku bergelut dengan berbagai macam pertanyaan. Ternyata dengan suara terbata-bata, ia mengucapkan permintaan maafnya terhadap perlakuannya yang teramat kasar padaku beberapa waktu yang silam. Aku terdiam sesaat. Kemudian kujawab bahwa sejak lama semuanya sudah kumaafkan. Aku tau jawabanku tidak mampu mencairkan suasana kaku diantara kami, setelah sedikit basa-basi percakapan singkat itupun selesai.
Alhamdulillah akhirnya dia sadar akan kesalahannya. Sampai sekarang aku tetap menjaga hubungan silaturahmi dengannya, walaupun terus terang aku mulai menjaga jarak, aku tidak mau disakiti lagi. Cukup satu kali saja. Tidak mudah melupakan seseorang yang sudah dekat dan kita percaya, tapi tega mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan perasaan. Butuh waktu yang lama untuk recovery perasaan yang terlanjur terluka.
Satu hal yang aku percaya bahwa selalu ada hikmah dibalik sebuah peristiwa, sekarang berpulang pada kita masing-masing bagaimana caranya menjadikan hikmah itu sebagai sebuah ilmu yang sangat berguna untuk menempa kita menjadi pribadi yang lebih bijaksana dalam mengarungi kehidupan yang notabene berisi jutaan bahkan milyaran manusia dengan berbagai macam karakter. Masih banyak kita temukan manusia yang berbudi luhur, tapi tidak sedikit juga yang memiliki sifat jahat dan kasar. Itulah kehidupan, penuh warna.
Semoga aku diberikan kekuatan dan kemampuan mengendalikan emosiku. Karena aku tidak diberikan kemampuan untuk mengendalikan emosi sahabatku. Semoga aku dijauhkan dari sikap yang tidak terpuji yang dapat menyakiti hati sahabat-sahabatku. Amiiin.
Penghancur Persahabatan
Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya.
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Beberapa hal seringkali menjadi penghancur persahabatan antara lain:
1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.
Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya. Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.
"Dalam masa kejayaan, teman² mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman² kita."
Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda?
Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai?
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya.
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Beberapa hal seringkali menjadi penghancur persahabatan antara lain:
1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.
Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya. Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.
"Dalam masa kejayaan, teman² mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman² kita."
Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda?
Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai?
Indahnya Persahabatan
Tiada mutiara sebening cinta..
Tiada sutra sehalus kasih sayang..
Tiada embun sesuci ketulusan hati..
Dan tiada hubungan seindah persahabatan..
Sahabat bukan
MATEMATIKA yang dapat dihitung nilainya..
EKONOMI yang mengharapkan materi..
PPKN yang dituntut oleh undang-undang..
Tetapi
Sahabat adalah SEJARAH yang dapat dikenang sepanjang masa..
II. Puisi Persahabatan
Sahabat tak ubahnya atmosfer
Yang melindungi semua makhluk di bumi
Dengan merdam sebuah energi besar
Menjadi sumber dari segala kehidupan
Pastinya kita semua sepakat bahwa persahabatan memang sangat indah, maka untuk mengungkapkannya pun harus dengan kata-kata yang sepadan untuk bisa mewakili rasa persahabatan itu sendiri. Keindahan sahabat diungkapkan Khahlil Gibran dalam puisi persahabatan berikut:
Sajak Persahabatan
Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata "Tidak" di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata "Ya".
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Tiada sutra sehalus kasih sayang..
Tiada embun sesuci ketulusan hati..
Dan tiada hubungan seindah persahabatan..
Sahabat bukan
MATEMATIKA yang dapat dihitung nilainya..
EKONOMI yang mengharapkan materi..
PPKN yang dituntut oleh undang-undang..
Tetapi
Sahabat adalah SEJARAH yang dapat dikenang sepanjang masa..
II. Puisi Persahabatan
Sahabat tak ubahnya atmosfer
Yang melindungi semua makhluk di bumi
Dengan merdam sebuah energi besar
Menjadi sumber dari segala kehidupan
Pastinya kita semua sepakat bahwa persahabatan memang sangat indah, maka untuk mengungkapkannya pun harus dengan kata-kata yang sepadan untuk bisa mewakili rasa persahabatan itu sendiri. Keindahan sahabat diungkapkan Khahlil Gibran dalam puisi persahabatan berikut:
Sajak Persahabatan
Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata "Tidak" di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata "Ya".
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
pulang
"le, bapakmu sakit lagi
obat dari pak mantri sudah habis tempo hari
pulang ya le minggu ini
bawa sedikit beras dan gula jika ada sisa rizki
mak sudah terlalu malu untuk berhutang
bu endah, si jalu juga warung mbah tumpang
belum lagi adik-adikmu lima bulan nunggak iuran sekolah
malu le, emak enggan keluar rumah
kamu satu-satunya harapan kami
sekolahmu yang tinggi sangat berarti
sudah tiga bulan sejak kamu pamit emakmu ini
tentu saati ini kamu sudah punya pekerjaan pasti
pulang ya le minggu ini
nanti, selepas hari kamu terima gaji"
ah mak, suratmu seminggu lalu
sungguh membuatku gundah tak menentu
ampuni aku mak anak tak berbakti ini
aku baru bisa pulang hari ini
(semalam aku berhasil merampok toko besi)
obat dari pak mantri sudah habis tempo hari
pulang ya le minggu ini
bawa sedikit beras dan gula jika ada sisa rizki
mak sudah terlalu malu untuk berhutang
bu endah, si jalu juga warung mbah tumpang
belum lagi adik-adikmu lima bulan nunggak iuran sekolah
malu le, emak enggan keluar rumah
kamu satu-satunya harapan kami
sekolahmu yang tinggi sangat berarti
sudah tiga bulan sejak kamu pamit emakmu ini
tentu saati ini kamu sudah punya pekerjaan pasti
pulang ya le minggu ini
nanti, selepas hari kamu terima gaji"
ah mak, suratmu seminggu lalu
sungguh membuatku gundah tak menentu
ampuni aku mak anak tak berbakti ini
aku baru bisa pulang hari ini
(semalam aku berhasil merampok toko besi)
tentang puisi terhempas
bilur-bilur rindu mengering
pada pucuk-pucuk daun menguning
pada tunas-tunas pohon meranggas
melambai ringan bagai selembar kertas
jatuh
terkulai
lemas
tak bernafas
hembusan bayu kemudian menjentiknya
lalu menghempaskannya pada gugusan karang
hancur
rucah di antara debur
sayap cinta ini telah patah
sebelum matahari naik ke tengah
bilur ini telah berai
sebelum ombak sampai ke pantai
pada pucuk-pucuk daun menguning
pada tunas-tunas pohon meranggas
melambai ringan bagai selembar kertas
jatuh
terkulai
lemas
tak bernafas
hembusan bayu kemudian menjentiknya
lalu menghempaskannya pada gugusan karang
hancur
rucah di antara debur
sayap cinta ini telah patah
sebelum matahari naik ke tengah
bilur ini telah berai
sebelum ombak sampai ke pantai
Senin, 14 Juni 2010
Kepergianmu
Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku
Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi
Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku
Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi
Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas
Langganan:
Postingan (Atom)