PILIH GADIS MATEMATIS ATAU GADIS LOGIS?
Ada dua orang gadis, salah satu dari mereka cara
berpikirnya MATEMATIS (M) dan yang lainnya cara
berpikirnya mengandalkan LOGIKA ( L) . Mereka berdua
berjalan pulang melewati jalan yang gelap, dan
jarak rumah mereka masih agak jauh. Setelah beberapa
lama mereka berjalan....
M : Apakah kamu juga memperhatikan, ada seorang pria
yang sedang berjalan mengikuti kita kira2 sejak
tigapuluh delapan setengah menit yang lalu? Saya
khawatir dia bermaksud jelek.
L : Itu hal yang Logis. Dia ingin memperkosa kita.
M : Oh tidak, dengan kecepatan berjalan kita seperti
ini, dalam waktu 15 menit dia akan berhasil menangkap
kita. Apa yang harus kita lakukan.
L : Hanya ada 1 cara logis yg harus kita lakukan,
yaitu berjalan lebih cepat.
M : Itu tidak banyak membantu, gimana nich.....
L : Tentu saja itu tidak membantu, Logikanya kalau
kita berjalan lebih cepat dia juga akan mempercepat
jalannya.
M : Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dengan
kecepatan kita seperti ini dia akan berhasil menangkap
kita dalam waktu dua setengah menit...
L : Hanya ada satu langkah Logis yang harus kita
lakukan.. Kamu lewat jalan yang ke kiri dan aku lewat
jalan yang kekanan. sehingga dia tidak bisa mengikuti
kita berdua dan hanya salah satu yang diikuti
olehnya.
Setelah kedua gadis itu berpisah, ternyata Pria tadi
mengikuti langkah si gadis yang menggunakan logika
(L ). Gadis matematis ( M) tiba di rumah lebih dulu dan
dia khawatir akan keselamatan sahabatnya. Tapi, tidak
berapa lama kemudian, Ga dis Logika (L ) datang.
M : Oh terima kasih Tuhan.. Kamu tiba dengan selamat.
Eh, gimana pengalamanmu diikuti oleh Pria tadi?
L : Setelah kita berpisah dia mengikuti aku terus.
M : Ya.. ya.. Tetapi apa yang terjadi kemudian dengan
kamu?
L : Sesuai dengan logika saya langsung lari sekuat
tenaga dan Pria itupun juga lari sekuat tenaga
mengejar saya.
M : Dan... dan..
L : Sesuai dengan logika dia berhasil mendekati saya
di tempat yang gelap...
M : Lalu.. Apa yang kamu lakukan?
L : Hanya ada satu hal logis yang dapat saya lakukan,
yaitu saya mengangkat rok saya..
M : Oh... Lalu apa yang dilakukan pria tadi?
L : Sesuai dengan logika... Dia menurunkan
celananya...
M : Oh tidak... Lalu apa yang terjadi kemudian?
L : Hal yang logis bukan, kalau gadis yang mengangkat
roknya larinya lebih cepat dari pada lelaki yang
berlari sambil memelorotkan celananya... So akhirnya
aku bisa lolos dari pria itu...
diarykumanis
sedikit cerita ku di diary ku manis
Kamis, 24 Juni 2010
Putri Raja Bingung Memilih
Suatu waktu di suatu masa
tersebutlah kisah seorang dara
Dara elok berparas rembulan
disayang dimanja oleh Sang Raja
Dara cantik sudah remaja
tibalah waktu mencari pendamping
Para pangeran berebut meminang
sang putri gundah gulana
Oh, cinta, putri mengeluh
bagaimana daku harus memilih?
tersebutlah kisah seorang dara
Dara elok berparas rembulan
disayang dimanja oleh Sang Raja
Dara cantik sudah remaja
tibalah waktu mencari pendamping
Para pangeran berebut meminang
sang putri gundah gulana
Oh, cinta, putri mengeluh
bagaimana daku harus memilih?
*PERTEMANAN SEJATI*
engkau selalu ada dikala aku membutuhkanmu
engkau selalu setia ,saat aku dalam kebingungan
kebingungan akan sesuatu yang hilang dalam hatiku
dikala senja telah menyapa ,dikala ruang telah gunda
kau selalu melengkapi!
melengkapi serpihan hati yang sudah sirnah di hempas angin
sahabatku...!!!!!!!!!!
terima kasih atas kesetianmu
terima kasih atas semu ilmu yang kamu berikan
ilmu yang tidak mungkin aku dapatkan ditempat manapun
sahabatku …!!!!!!!!!!!!
kau memberikan semangat yang baru dalam hidupku
engkau memberiku arti, arti dari sebuah ikatan persahabatan
bukan ikatan teman yang kosong belakang
sahabatku
aku berharap padamu,
jangan pernah tinggalkan aku
sendiri menjalani hidup dalam dunia yang panah ini
aku tdk ingin luka yang sudah lama menutup
kembali menganga lagi .
temanku,
sahabat sejatiku!!!!!
engkau selalu setia ,saat aku dalam kebingungan
kebingungan akan sesuatu yang hilang dalam hatiku
dikala senja telah menyapa ,dikala ruang telah gunda
kau selalu melengkapi!
melengkapi serpihan hati yang sudah sirnah di hempas angin
sahabatku...!!!!!!!!!!
terima kasih atas kesetianmu
terima kasih atas semu ilmu yang kamu berikan
ilmu yang tidak mungkin aku dapatkan ditempat manapun
sahabatku …!!!!!!!!!!!!
kau memberikan semangat yang baru dalam hidupku
engkau memberiku arti, arti dari sebuah ikatan persahabatan
bukan ikatan teman yang kosong belakang
sahabatku
aku berharap padamu,
jangan pernah tinggalkan aku
sendiri menjalani hidup dalam dunia yang panah ini
aku tdk ingin luka yang sudah lama menutup
kembali menganga lagi .
temanku,
sahabat sejatiku!!!!!
crita ttng rindu
Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat
Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi
Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat
Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat
Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi
Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat
Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali
Senin, 21 Juni 2010
Menelusuri Jejak Danau Purba Borobudur
Seniman sekaligus arsitek Belanda bernama W.O.J Nieuwenkamp menulis di dalam bukunya yang berjudul Fiet Borobudur Meer (Danau Borobudur) pada tahun 1931, konon dahulunya Candi Borobudur dibangun di atas sebuah danau purba, sehingga seolah-olah bentuk Borobudur seperti ceplok bunga teratai yang mengapung di atas kolam sebagai perwujudan tempat kelahiran Sang Budha. .
Jeng-Jeng Singapura: Menyeberang Melalui Laut
Akhirnya saya menjejakkan kaki untuk pertama kalinya ke luar negeri. Memang ndeso banget saya ini. Lumayan lah, jadi paspor saya sekarang udah ada capnya. :D Buat orang katrok bin ndeso macam saya, Singapura itu negeri yang hebat. Yang saya kagumi dari negeri yang luasnya hampir sama kayak DKI Jakarta ini adalah keteraturan, kerapian, tertataan, dan sistem transportasi yang keren.
teringat masa kcil
Teringat Masa Kecil
Saya di antara ayah dan ibu
Saya di antara ayah dan ibu
Masa kecil. Ya, terkadang kita suka senyum-senyum sendiri kalo teringat masa kecil. Melihat bentuk fisik tubuh kita, hingga mendengar cerita-cerita unik dan lucu dari ibu.
Tak sengaja saya menemukan foto ini di tumpukan album. Sebuah foto yang diambil pada era tahun 1980-an. Sayangnya saya tidak dapat menemukan metadata™ pada foto ini. :)
A picture says thousands words. Sepertinya benar pepatah itu. Sebuah kenangan langsung merangsek masuk ketika melihat foto-foto masa kecil saya itu.
Saya pun teringat beberapa cerita yang pernah diceritakan oleh ibu saya. Tentu tentang kenakalan dan ulah saya yang kerap kali merepotkan. :-"
“Kamu itu dulu kecilnya nakal sekali”, begitu ibu saya mengawali cerita suatu saat. “Kamu itu suka nggrathil, tangannya ndak pernah diam. Ke mana-mana pasti merusakkan atau memecahkan sesuatu”. :">
Pernah suatu ketika, saya bermain di rumah tetangga. Saat itu ada pajangan yang terbuat dari bahan pecah belah, bila dibuka tutupnya maka akan mengeluarkan bunyi dan bercahaya. Karena rasa ingin tahu, saya pun “mengutak-atik” barang itu hingga akhirnya barang itu rusak dan pecah.
Kontan saja ibu langsung menjewer saya hingga saya menangis. Ibu saya pun berjanji akan mengganti barang yang saya pecahkan tersebut kepada tetangga saya itu. Dengan susah payah ayah dan ibu saya berputar-putar keliling kota, mendatangi toko ke toko, hanya untuk mencari barang yang sama. Untung saja ketemu. Dapet di toko toserba Purwosari yang kini sudah ndak ada itu. Harganya waktu itu 15 ribu rupiah, sebuah harga yang cukup mahal saat itu. :-"
Itu baru salah satu kenakalan. Ada pula cerita lainnya. Ada tetangga, saya menyebutnya Bude Mbolon, mungkin dari nama marga beliau, Simbolon. Bude Mbolon punya toko kelontong, letaknya persis berada di belakang rumah. Saya suka sekali main ke rumah Bude Mbolon. Selain karena sering dapet jajanan gratisan, saya suka sekali menunggangi anjing peliharaan beliau. Entah khayalan saya saat itu mungkin berlagak seperti koboi. b-)
Ibu sering mencak-mencak kalo tau saya memeluk dan mengelus-elus anjing besar itu. Walau si anjing sepertinya santai-santai saja, tapi ibu saya kelabakan kalo tau saya melakukan itu. Bukan karena takut saya digigit oleh anjing itu, tapi air liur anjing itu kan najis bagi umat Islam. Dan ibu selalu marah-marah karena untuk membersihkan najis karena anjing sangat susah. Musti pake air dan pasir! :-"
Selain itu, saya sering sekali sakit. Apalagi kalo pas lebaran. Seringkali kami merayakan lebaran di rumah sakit. Entah itu typhus, demam berdarah, muntaber, diare, atau apa lah, yang menyebabkan saya harus dirawat di rumah sakit. Rumah Sakit Al Irsyad di Jalan K.H. Mas Mansyur, Surabaya, menjadi tempat favorit kami merayakan lebaran. :))
Menginjak besar, saya makin menjadi kenakalannya. Berhubung temen-temen sepermainan saya rata-rata umurnya lebih tua dari saya, saya pun sering dijadikan bulan-bulanan. Sering kali saya ditakut-takuti oleh temen-temen saya itu, dan mereka sering sekali tertawa terbahak-bahak kalo melihat saya menangis ketakutan akibat takut oleh “hantu-hantuan” yang mereka bikin. Ulah temen-temen saya tersebut akhirnya membuat saya menjadi “pemberani” karena saya tak mau dijadikan bulan-bulanan. :D
Dari teman-teman sepermainan saya itulah, saya mendapatkan ilmu yang seharusnya ndak saya dapatkan. Mencuri singkong, ketela, jagung, atau kacang tanah, kemudian dibakar lalu disantap beramai-ramai adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Apalagi karena lingkungan perumahan saya dulu masih banyak tanah kosong yang ditanami berbagai tanaman produktif.
Selain singkong dan kacang tanah, mencuri tebu pada saat menjelang panen adalah kegiatan yang mengasyikkan. Bermain petak umpet dan berkejar-kejaran dengan sèbe menjadikan acara menikmati tebu menjadi lebih menegangkan. Apabila tertangkap, maka tak ada ampun lagi. :-SS
Sayang sekali ladang-ladang tebu itu kini telah berubah menjadi perumahan. Sawah-sawah yang dulu sering menjadi tempat bermain saya pun bernasib serupa. Padahal saya dulu paling suka mencari ikan wadér atau sepat di dalam sawah itu. Pernah suatu ketika saya menemukan kura-kura air tawar di sawah itu! Selain sawah, kali atau sungai adalah tempat bermain favorit saya!
Kalo malam tiba, suasana depan gang pasti ramai. Selepas sholat beramai-ramai di masjid, biasanya kami semua langsung ngumpul untuk berdiskusi main apa malam itu. Berbagai permainan tradisional pun biasa kami mainkan. Mulai dari petak umpet, bercok, gobak sodhor, sedingklik oglak-aglik, gundu, ngerjain orang yang lewat menggunakan kroong, hingga bermain jalangkung! >:)
Apalagi kalo pas bulan purnama tiba. Kami bisa bermain lebih lama. Ditambah saling berbagi cerita-cerita serem di akhir permainan sebelum pulang. Atau kalo tidak, cerita seram bisa diganti dengan bermain tebak-tebakan.
Ah, saya jadi teringat lagu ini:
Ayo kanca, dolanan ning njaba..
Padhang mbulan, padange koyo rina..
Rembulane e..
Wis ngawe-awe
Ngelingake aja pada turu sore..
Yang paling menyebalkan adalah, ketika bermain petak umpet, ada peserta yang bukannya ngumpet, tapi malah pulang ke rumah! :)) La kita orang yang nyari setengah mati, eh yang dicari dengan santainya nongol tanpa rasa bersalah, “eh, sori ya, aku tadi makan dulu..”. :banghead Kampret!!!
Tapi ada aja ide kreatif anak-anak untuk mencari tempat persembunyian. Ada yang sembunyi dengan memanjat pohon, bersembunyi di selokan, hingga pulang ke rumah itu tadi. :))
Pas SD, saya dan beberapa teman yang kebetulan arah pulangnya sama, sering nongkrong dulu di pohon talok (kersen) di belakang pabrik Batik Keris, Solo. Kini pohon itu sudah tidak ada. :( Biasanya kita berburu buah bulat kecil berwarna merah dan manis itu sebelum pulang ke rumah. Herannya, meskipun tiap hari dipetik, kok itu pohon berbuah terus, ya?
Bahkan saking banyaknya, hasil berburu dan meramu itu kami kantongi di saku untuk dibawa pulang. Kalo ada buah yang tergencet, cairannya akan membasahi saku baju, yang berujung pada ibu saya yang marah-marah karena baju jadi kotor. :))
Ketika teknologi mulai masuk, saya pun sempet ikut merasakan. Mulai dari ding-dong alias video game yang menggunakan koin seratusan perak gede untuk memainkannya, era Atari, Nintendo, Sega, dan Super Nintendo.
Kalo dulu saya sering bermain ding-dong di kawasan Super Ekonomi, Purwosari, Solo, yang kini sudah tinggal puing akibat kerusuhan Mei 98 itu. Saya paling suka genre adventure. Entah kenapa genre tarung-tarungan, pesawat, dan strategi macam tetris, saya kurang begitu suka.
Pas ada yang punya Nintendo pertama kali, kami sering bermain ke tempat dia. Bermain Nintendo yang kala itu masih ngetren-ngetrennya Mario Bross dengan cara bergantian. :)) La yang punya Nintendo saat itu kan hanya orang-orang tertentu. Pokoke kalo hari Sabtu-Minggu, bermain ke tempat teman yang punya Nintendo adalah wajib!
Kalo bulan Ramadhan tiba, selain rame-rame pergi ke masjid untuk tarawihan atau subuhan, tentu kita orang sudah punya misi terselubung. Yap. Bermain petasan!! >:)
Paling suka itu kalo pas abis subuh, terus jalan-jalan ke kawasan perumahan baru yang biasanya sepi, mencari “kue tart hangat” hasil perut kerbau atau sapi, tancapkan beberapa mercon Leo di atasnya hingga mirip kue ultah, sulut pake ujung obat nyamuk yang menyala…
Ssstt…. Kabuuurr!!! DOUR!! Crot! Pletak-pletok!!
Mission accomplished! B-) *tersenyum puas melihat sisa-sisa peledakan* \:d/
Ah, masa kecil.. Memang menjadi suatu kenangan yang bisa membuat kita berinstropeksi. Menjadi suatu pelajaran yang berharga.
Kalo inget sekarang, rasanya kok hidup makin berat. Makin banyak hal yang datang dan harus dihadapi. Berbagai masalah, tantangan, hambatan selalu datang menghampiri. Rasanya enak sekali kalo kita hidup jadi anak kecil terus, tetapi tentu saja itu tak mungkin!
Masa lalu hanyalah masa lalu. Kita tak bisa hidup di masa lalu. Waktu tak pernah berjalan mundur, sehingga apa pun yang terjadi kita harus selalu menatap ke depan dengan optimis.
Masa lalu ibarat kaca spion. Kita harus sering-sering menengoknya, menjadi referensi ketika kita hendak melaju ke depan atau berbelok. Tetapi tentu kita tidak bisa terus menerus melihat ke kaca spion, bukan?
Makasih banget buat temen-temen yang sudah rela membuang-buang pulsanya hanya untuk ngucapin met ultah. Makasih juga atas segala doa dan harapannya. Saya sendiri kaget dan tak menyangka bisa dapet sebegitu banyak sms, hingga saya stress sendiri karena inbox saya langsung full terus. :-W
Lain kali ndak usah repot-repot begitu, ya? Wong saya saja nyantai, kok malah sampeyan-sampeyan yang mbingungi.. :D
Mohon maaf, ndak ada makan-makan. Lagi prihatin. :p Selain itu, komen yang mengandung kata makan-makandan ungkapan penagihan sejenis, akan dianggap SPAM oleh sistem.. :p
Saya di antara ayah dan ibu
Saya di antara ayah dan ibu
Masa kecil. Ya, terkadang kita suka senyum-senyum sendiri kalo teringat masa kecil. Melihat bentuk fisik tubuh kita, hingga mendengar cerita-cerita unik dan lucu dari ibu.
Tak sengaja saya menemukan foto ini di tumpukan album. Sebuah foto yang diambil pada era tahun 1980-an. Sayangnya saya tidak dapat menemukan metadata™ pada foto ini. :)
A picture says thousands words. Sepertinya benar pepatah itu. Sebuah kenangan langsung merangsek masuk ketika melihat foto-foto masa kecil saya itu.
Saya pun teringat beberapa cerita yang pernah diceritakan oleh ibu saya. Tentu tentang kenakalan dan ulah saya yang kerap kali merepotkan. :-"
“Kamu itu dulu kecilnya nakal sekali”, begitu ibu saya mengawali cerita suatu saat. “Kamu itu suka nggrathil, tangannya ndak pernah diam. Ke mana-mana pasti merusakkan atau memecahkan sesuatu”. :">
Pernah suatu ketika, saya bermain di rumah tetangga. Saat itu ada pajangan yang terbuat dari bahan pecah belah, bila dibuka tutupnya maka akan mengeluarkan bunyi dan bercahaya. Karena rasa ingin tahu, saya pun “mengutak-atik” barang itu hingga akhirnya barang itu rusak dan pecah.
Kontan saja ibu langsung menjewer saya hingga saya menangis. Ibu saya pun berjanji akan mengganti barang yang saya pecahkan tersebut kepada tetangga saya itu. Dengan susah payah ayah dan ibu saya berputar-putar keliling kota, mendatangi toko ke toko, hanya untuk mencari barang yang sama. Untung saja ketemu. Dapet di toko toserba Purwosari yang kini sudah ndak ada itu. Harganya waktu itu 15 ribu rupiah, sebuah harga yang cukup mahal saat itu. :-"
Itu baru salah satu kenakalan. Ada pula cerita lainnya. Ada tetangga, saya menyebutnya Bude Mbolon, mungkin dari nama marga beliau, Simbolon. Bude Mbolon punya toko kelontong, letaknya persis berada di belakang rumah. Saya suka sekali main ke rumah Bude Mbolon. Selain karena sering dapet jajanan gratisan, saya suka sekali menunggangi anjing peliharaan beliau. Entah khayalan saya saat itu mungkin berlagak seperti koboi. b-)
Ibu sering mencak-mencak kalo tau saya memeluk dan mengelus-elus anjing besar itu. Walau si anjing sepertinya santai-santai saja, tapi ibu saya kelabakan kalo tau saya melakukan itu. Bukan karena takut saya digigit oleh anjing itu, tapi air liur anjing itu kan najis bagi umat Islam. Dan ibu selalu marah-marah karena untuk membersihkan najis karena anjing sangat susah. Musti pake air dan pasir! :-"
Selain itu, saya sering sekali sakit. Apalagi kalo pas lebaran. Seringkali kami merayakan lebaran di rumah sakit. Entah itu typhus, demam berdarah, muntaber, diare, atau apa lah, yang menyebabkan saya harus dirawat di rumah sakit. Rumah Sakit Al Irsyad di Jalan K.H. Mas Mansyur, Surabaya, menjadi tempat favorit kami merayakan lebaran. :))
Menginjak besar, saya makin menjadi kenakalannya. Berhubung temen-temen sepermainan saya rata-rata umurnya lebih tua dari saya, saya pun sering dijadikan bulan-bulanan. Sering kali saya ditakut-takuti oleh temen-temen saya itu, dan mereka sering sekali tertawa terbahak-bahak kalo melihat saya menangis ketakutan akibat takut oleh “hantu-hantuan” yang mereka bikin. Ulah temen-temen saya tersebut akhirnya membuat saya menjadi “pemberani” karena saya tak mau dijadikan bulan-bulanan. :D
Dari teman-teman sepermainan saya itulah, saya mendapatkan ilmu yang seharusnya ndak saya dapatkan. Mencuri singkong, ketela, jagung, atau kacang tanah, kemudian dibakar lalu disantap beramai-ramai adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Apalagi karena lingkungan perumahan saya dulu masih banyak tanah kosong yang ditanami berbagai tanaman produktif.
Selain singkong dan kacang tanah, mencuri tebu pada saat menjelang panen adalah kegiatan yang mengasyikkan. Bermain petak umpet dan berkejar-kejaran dengan sèbe menjadikan acara menikmati tebu menjadi lebih menegangkan. Apabila tertangkap, maka tak ada ampun lagi. :-SS
Sayang sekali ladang-ladang tebu itu kini telah berubah menjadi perumahan. Sawah-sawah yang dulu sering menjadi tempat bermain saya pun bernasib serupa. Padahal saya dulu paling suka mencari ikan wadér atau sepat di dalam sawah itu. Pernah suatu ketika saya menemukan kura-kura air tawar di sawah itu! Selain sawah, kali atau sungai adalah tempat bermain favorit saya!
Kalo malam tiba, suasana depan gang pasti ramai. Selepas sholat beramai-ramai di masjid, biasanya kami semua langsung ngumpul untuk berdiskusi main apa malam itu. Berbagai permainan tradisional pun biasa kami mainkan. Mulai dari petak umpet, bercok, gobak sodhor, sedingklik oglak-aglik, gundu, ngerjain orang yang lewat menggunakan kroong, hingga bermain jalangkung! >:)
Apalagi kalo pas bulan purnama tiba. Kami bisa bermain lebih lama. Ditambah saling berbagi cerita-cerita serem di akhir permainan sebelum pulang. Atau kalo tidak, cerita seram bisa diganti dengan bermain tebak-tebakan.
Ah, saya jadi teringat lagu ini:
Ayo kanca, dolanan ning njaba..
Padhang mbulan, padange koyo rina..
Rembulane e..
Wis ngawe-awe
Ngelingake aja pada turu sore..
Yang paling menyebalkan adalah, ketika bermain petak umpet, ada peserta yang bukannya ngumpet, tapi malah pulang ke rumah! :)) La kita orang yang nyari setengah mati, eh yang dicari dengan santainya nongol tanpa rasa bersalah, “eh, sori ya, aku tadi makan dulu..”. :banghead Kampret!!!
Tapi ada aja ide kreatif anak-anak untuk mencari tempat persembunyian. Ada yang sembunyi dengan memanjat pohon, bersembunyi di selokan, hingga pulang ke rumah itu tadi. :))
Pas SD, saya dan beberapa teman yang kebetulan arah pulangnya sama, sering nongkrong dulu di pohon talok (kersen) di belakang pabrik Batik Keris, Solo. Kini pohon itu sudah tidak ada. :( Biasanya kita berburu buah bulat kecil berwarna merah dan manis itu sebelum pulang ke rumah. Herannya, meskipun tiap hari dipetik, kok itu pohon berbuah terus, ya?
Bahkan saking banyaknya, hasil berburu dan meramu itu kami kantongi di saku untuk dibawa pulang. Kalo ada buah yang tergencet, cairannya akan membasahi saku baju, yang berujung pada ibu saya yang marah-marah karena baju jadi kotor. :))
Ketika teknologi mulai masuk, saya pun sempet ikut merasakan. Mulai dari ding-dong alias video game yang menggunakan koin seratusan perak gede untuk memainkannya, era Atari, Nintendo, Sega, dan Super Nintendo.
Kalo dulu saya sering bermain ding-dong di kawasan Super Ekonomi, Purwosari, Solo, yang kini sudah tinggal puing akibat kerusuhan Mei 98 itu. Saya paling suka genre adventure. Entah kenapa genre tarung-tarungan, pesawat, dan strategi macam tetris, saya kurang begitu suka.
Pas ada yang punya Nintendo pertama kali, kami sering bermain ke tempat dia. Bermain Nintendo yang kala itu masih ngetren-ngetrennya Mario Bross dengan cara bergantian. :)) La yang punya Nintendo saat itu kan hanya orang-orang tertentu. Pokoke kalo hari Sabtu-Minggu, bermain ke tempat teman yang punya Nintendo adalah wajib!
Kalo bulan Ramadhan tiba, selain rame-rame pergi ke masjid untuk tarawihan atau subuhan, tentu kita orang sudah punya misi terselubung. Yap. Bermain petasan!! >:)
Paling suka itu kalo pas abis subuh, terus jalan-jalan ke kawasan perumahan baru yang biasanya sepi, mencari “kue tart hangat” hasil perut kerbau atau sapi, tancapkan beberapa mercon Leo di atasnya hingga mirip kue ultah, sulut pake ujung obat nyamuk yang menyala…
Ssstt…. Kabuuurr!!! DOUR!! Crot! Pletak-pletok!!
Mission accomplished! B-) *tersenyum puas melihat sisa-sisa peledakan* \:d/
Ah, masa kecil.. Memang menjadi suatu kenangan yang bisa membuat kita berinstropeksi. Menjadi suatu pelajaran yang berharga.
Kalo inget sekarang, rasanya kok hidup makin berat. Makin banyak hal yang datang dan harus dihadapi. Berbagai masalah, tantangan, hambatan selalu datang menghampiri. Rasanya enak sekali kalo kita hidup jadi anak kecil terus, tetapi tentu saja itu tak mungkin!
Masa lalu hanyalah masa lalu. Kita tak bisa hidup di masa lalu. Waktu tak pernah berjalan mundur, sehingga apa pun yang terjadi kita harus selalu menatap ke depan dengan optimis.
Masa lalu ibarat kaca spion. Kita harus sering-sering menengoknya, menjadi referensi ketika kita hendak melaju ke depan atau berbelok. Tetapi tentu kita tidak bisa terus menerus melihat ke kaca spion, bukan?
Makasih banget buat temen-temen yang sudah rela membuang-buang pulsanya hanya untuk ngucapin met ultah. Makasih juga atas segala doa dan harapannya. Saya sendiri kaget dan tak menyangka bisa dapet sebegitu banyak sms, hingga saya stress sendiri karena inbox saya langsung full terus. :-W
Lain kali ndak usah repot-repot begitu, ya? Wong saya saja nyantai, kok malah sampeyan-sampeyan yang mbingungi.. :D
Mohon maaf, ndak ada makan-makan. Lagi prihatin. :p Selain itu, komen yang mengandung kata makan-makandan ungkapan penagihan sejenis, akan dianggap SPAM oleh sistem.. :p
Langganan:
Postingan (Atom)